Anak-anak Anda sering bertengkar dan berkelahi? Tidak hanya emosi Anda yang habis, pekerjaan rumah kadang ikut terbengkalai karena harus melerai mereka. Baca enam langkah ini untuk mengatasi anak-anak yang bertengkar, dan bagaimana membuat mereka jadi lebih akur.
Langkah 1: Berpikir dengan kepala dingin
Jangan terbawa emosi dan langsung membela salah satu anak. Cobalah mengamati pertengkaran mereka dan berpikir lebih objektif. Anak-anak sering bertengkar akan banyak hal. Bisa karena tidak mau berbagi mainan, atau hanya karena ingin mendapat perhatian dari orangtua. Bisa karena mereka punya pandangan yang berbeda, atau hanya karena mereka kesal harus berbagi apa yang dimiliki setiap hari. Yang perlu Anda ingat, kebanyakan pertengkaran antarsaudara sebenarnya tidak akan merusak hubungan mereka. Di menit ini mungkin mereka akan berebut potongan Lego berwarna merah, tapi pada menit berikutnya mereka akan akur dengan sendirinya setelah salah satu menyadari bahwa ia lebih suka Lego berwarna biru.
Langkah 2: Jangan ada penonton
Fakta membuktikan, anak-anak akan bertengkar lebih lama dan lebih menjadi-jadi apabila ada orang lain di antara mereka, terutama orangtuanya. Anda pasti sering mengalami ketika anak sulung Anda melontarkan ejekan kepada adiknya hingga kesal, tapi tatapan matanya selalu tertuju pada Anda. Itu adalah salah satu tandanya. Atau, salah satu akan mengadu agar Anda akhirnya turun tangan dan menyelesaikan persoalan. Memang itu sebenarnya yang mereka inginkan, tapi sebaiknya tidak Anda lakukan. Lebih baik, tinggalkan ruangan dan katakan mereka untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Dijamin tak lama kemudian mereka akan berhenti berteriak satu sama lain.
Langkah 3: Ketahui kapan harus memberi solusi
Ketika waktunya Anda harus menyelesaikan pertikaian antara anak-anak, terlebih dulu Anda perlu mengamati pola pertengkaran mereka. Apa, sih, yang jadi bahan pertengkaran mereka? Berebut komputer atau acara TV? Selesaikan dengan cara membuat jadwal penggunaan komputer dan TV. Atau mereka selalu berkelahi ketika Anda sedang sibuk memasak? Libatkan mereka dalam pekerjaan Anda. Sering berebut menempati tempat duduk tertentu di mobil? Tentukan tempat mereka secara spesifik dan katakan kapan mereka bisa saling bertukar tempat. Intinya, Anda perlu menemukan hal-hal pemancing persoalan dan setelahnya menyusun rencana untuk mencegahnya.
Langkah 4: Ajarkan mereka bernegosiasi
Mintalah mereka untuk berkompromi ketika sedang mempertengkarkan suatu hal. Sebagai awal, Anda bisa mengajarkannya dengan cara mendudukkan mereka di sebelah kiri dan kanan Anda, lalu berikan mereka pilihan. Apakah mereka mau menyelesaikan sendiri atau diselesaikan orangtua. Kalau diselesaikan orangtua, artinya apa pun yang diputuskan orangtua harus diterima, meski tidak suka. Namun jika ingin menyelesaikan sendiri, persilakan mereka mencari mana yang terbaik bagi mereka berdua sehingga pada akhirnya semua senang. Orangtua hanya menjadi mediator yang memberi saran. Setelah beberapa lama, pada akhirnya anak-anak akan terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Langkah 5: Alihkan perhatian mereka
Ada kalanya anak-anak berkelahi hanya karena hal-hal yang remeh, seperti menggoda adik dengan wajah yang aneh. Kalau ini yang terjadi, lebih baik Anda mengalihkan perhatian mereka dengan meminta bantuan mengerjakan sesuatu, seperti mengambilkan dompet di kamar. Dengan sendirinya pertengkaran akan reda.
Langkah 6: Puji perilaku baik mereka
Meski sering bertengkar, ada kalanya mereka bisa bermain bersama. Ini saatnya bagi Anda untuk memberitahu mereka betapa bangganya Anda akan perilaku baik ini. Buatkan kue untuk mereka dan katakan bahwa Anda senang melihat mereka akur seperti itu. Mereka akan berusaha untuk lebih akur agar Anda kembali memuji mereka.
Langkah 1: Berpikir dengan kepala dingin
Jangan terbawa emosi dan langsung membela salah satu anak. Cobalah mengamati pertengkaran mereka dan berpikir lebih objektif. Anak-anak sering bertengkar akan banyak hal. Bisa karena tidak mau berbagi mainan, atau hanya karena ingin mendapat perhatian dari orangtua. Bisa karena mereka punya pandangan yang berbeda, atau hanya karena mereka kesal harus berbagi apa yang dimiliki setiap hari. Yang perlu Anda ingat, kebanyakan pertengkaran antarsaudara sebenarnya tidak akan merusak hubungan mereka. Di menit ini mungkin mereka akan berebut potongan Lego berwarna merah, tapi pada menit berikutnya mereka akan akur dengan sendirinya setelah salah satu menyadari bahwa ia lebih suka Lego berwarna biru.
Langkah 2: Jangan ada penonton
Fakta membuktikan, anak-anak akan bertengkar lebih lama dan lebih menjadi-jadi apabila ada orang lain di antara mereka, terutama orangtuanya. Anda pasti sering mengalami ketika anak sulung Anda melontarkan ejekan kepada adiknya hingga kesal, tapi tatapan matanya selalu tertuju pada Anda. Itu adalah salah satu tandanya. Atau, salah satu akan mengadu agar Anda akhirnya turun tangan dan menyelesaikan persoalan. Memang itu sebenarnya yang mereka inginkan, tapi sebaiknya tidak Anda lakukan. Lebih baik, tinggalkan ruangan dan katakan mereka untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Dijamin tak lama kemudian mereka akan berhenti berteriak satu sama lain.
Langkah 3: Ketahui kapan harus memberi solusi
Ketika waktunya Anda harus menyelesaikan pertikaian antara anak-anak, terlebih dulu Anda perlu mengamati pola pertengkaran mereka. Apa, sih, yang jadi bahan pertengkaran mereka? Berebut komputer atau acara TV? Selesaikan dengan cara membuat jadwal penggunaan komputer dan TV. Atau mereka selalu berkelahi ketika Anda sedang sibuk memasak? Libatkan mereka dalam pekerjaan Anda. Sering berebut menempati tempat duduk tertentu di mobil? Tentukan tempat mereka secara spesifik dan katakan kapan mereka bisa saling bertukar tempat. Intinya, Anda perlu menemukan hal-hal pemancing persoalan dan setelahnya menyusun rencana untuk mencegahnya.
Langkah 4: Ajarkan mereka bernegosiasi
Mintalah mereka untuk berkompromi ketika sedang mempertengkarkan suatu hal. Sebagai awal, Anda bisa mengajarkannya dengan cara mendudukkan mereka di sebelah kiri dan kanan Anda, lalu berikan mereka pilihan. Apakah mereka mau menyelesaikan sendiri atau diselesaikan orangtua. Kalau diselesaikan orangtua, artinya apa pun yang diputuskan orangtua harus diterima, meski tidak suka. Namun jika ingin menyelesaikan sendiri, persilakan mereka mencari mana yang terbaik bagi mereka berdua sehingga pada akhirnya semua senang. Orangtua hanya menjadi mediator yang memberi saran. Setelah beberapa lama, pada akhirnya anak-anak akan terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Langkah 5: Alihkan perhatian mereka
Ada kalanya anak-anak berkelahi hanya karena hal-hal yang remeh, seperti menggoda adik dengan wajah yang aneh. Kalau ini yang terjadi, lebih baik Anda mengalihkan perhatian mereka dengan meminta bantuan mengerjakan sesuatu, seperti mengambilkan dompet di kamar. Dengan sendirinya pertengkaran akan reda.
Langkah 6: Puji perilaku baik mereka
Meski sering bertengkar, ada kalanya mereka bisa bermain bersama. Ini saatnya bagi Anda untuk memberitahu mereka betapa bangganya Anda akan perilaku baik ini. Buatkan kue untuk mereka dan katakan bahwa Anda senang melihat mereka akur seperti itu. Mereka akan berusaha untuk lebih akur agar Anda kembali memuji mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar