Photobucket

Sabtu, 03 Desember 2011

Malu karena Si kecil masih Ngompol...?

anak Anda masih mengompol? Jika iya, apakah Anda malu untuk berbagi cerita soal hal itu kepada orang lain? Menurut survei, 4 dari 10 orangtua mengaku malu dan tidak mau berbagi kisah tersebut pada saudara atau orangtua lainnya.

Survei itu dilakukan oleh produk popok celana DryNites dan diikuti oleh 1.513 ibu. Dari survei itu terungkap, ada 75 persen responden yang setuju bahwa mengompol adalah hal yang memalukan, berbeda seperti asma atau eksim yang dianggap biasa.

Sebanyak 4 dari 10 responden yang anaknya mengompol, mengaku tidak akan mendiskusikan situasi mereka dengan orang tua. Para ibu itu takut dinilai sebagai orang tua yang buruk karena anak mereka masih mengompol.

Jenni Trent-Hughes, seorang konselor keluarga sekaligus ibu yang berhasil mengatasi ketakutan tersebut menanggapi survei tersebut. "Menarik sekali melihat para ibu yang berkomunikasi melalui segala macam jejaring sosial seperti, Twitter, Facebook dan blog, tetapi tidak dapat membicarakan hal yang menurut mereka memalukan, yaitu anak yang masih mengompol. Padahal mereka bisa saja berbagi pengalaman dan membantu satu sama lain," ujar Jenni. Ia sendiri pun mengaku malu untuk bercerita pada ibu lainnya saat anaknya masih mengompol.

Dilansir Female First, banyak orang tua yang memilih diam karena takut anak mereka akan diejek atau diolok-olok jika kebiasaan mengompol itu diungkapkan. Aimie Turner, seorang ibu berusia 36 tahun dari St Albans, Inggris pernah mengalami hal tersebut dengan kedua anaknya yang berumur 7 dan 9 tahun.

Aimie mengatakan, ia sebenarnya tidak masalah membicarakan kebiasaan mengompol kedua anaknya itu pada orang lain. Namun ia tidak melakukannya karena takut anaknya akan malu dan mungkin diejek temannya.

“Mengompol tidak dianggap sebagai bagian dari pertumbuhan anak, tapi justru sesuatu hal yang memalukan. Saya tidak yakin orang tua sadar betapa banyak keluarga lainnya yang mengalami hal yang sama dengan mereka. Ketakutan tersebut telah menjadi siklus negatif pada orang tua, sehingga menimbulkan sedikit dukungan atau pengertian pada keluarga, terutama anak-anak, " tambah Aime.

Kembali pada survei DryNites, 66 persen responden percaya, idealnya seorang anak berhenti mengompol pada usia 4 tahun. Namun ternyata kenyataan tidak sama dengan harapan.

Seorang ahli dari DryNites, Penny Dobson, menjelaskan bahwa 1 dari 5 anak berusia 4,5 tahun masih mengompol pada malam hari dan beberapa anak masih mengompol sampai usia 15 tahun atau bahkan lebih. Tapi normalnya anak akan berhenti mengompol saat usia mereka 7 atau 8 tahun.

Dari survei itu juga terungkap, hampir setengah dari responden percaya bahwa sesuatu yang mengkhawatirkan atau mengganggu anak mereka dapat mengakibatkan si kecil mengompol. Selain itu Penny juga mengatakan, faktor lain yang dapat menyebabkan mengompol adalah keturunan dan mungkin kurangnya produksi hormon vasopresin, hormon yang membantu ginjal beristirahat di malam hari.

Jika masalah anak mengompol ini sudah sangat mengganggu, para orangtua disarankan tidak perlu takut atau malu mencari bantuan. "Semoga penelitian ini menyadarkan para ibu bahwa keluarga mereka bukanlah satu-satunya keluarga yang sedang terkena masalah ini. Penelitian ini menyadarkan kita akan kesempatan untuk mendapat bantuan dan dukungan dari saling berbagi pengalaman, hilangkan rasa malu terhadap anak-anak kita yang mengompol demi pertumbuhan anak kita juga," Jenni menyimpulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...