Umumnya, gerakan sistem pencernaan manusia, atau yang biasa disebut peristaltik, bergerak turun dari kerongkongan hingga usus besar. Tapi apa yang terjadi bila gerakan tersebut melawan arus gravitasi?
Dalam bahasa kedokteran, hal ini disebut dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), yaitu asam lambung dan makanan yang sedang dicerna berjalan menuju kerongkongan dan mulut.
GERD tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga sering dijumpai pada bayi. Akibatnya, bayi jadi sering gumoh, sesak napas, dan mengeluarkan air liur yang berlebihan.
Seperti yang dilansir oleh www.acidreflux.org.uk, bila GERD tidak diobati, kemungkinan besar yang terjadi adalah kerusakan serius pada pencernaan bayi dan komplikasi serius seperti masalah hati dan jantung. Agar Si Kecil terhindar dari GERD coba beberapa tip berikut:
-Perhatikan posisi bayi selagi makan dan menyusui. Atur posisi duduk Si Kecil saat makan. Usahakan posisinya tidak terlalu tegak dan tidak pula terlalu condong ke belakang.
-Pola dan posisi tidur. Usahakan agar saat tidur kepala bayi terletak lebih tinggi dari tubuhnya (sekitar 30 derajat). Hal ini akan memudahkan gerakan peristaltik terus mengikuti gravitasi bumi saat Si Kecil tidur.
-Atur frekuensi menyusui. Sebelum tidur, pastikan agar Si Kecil tidak terlalu kenyang atau overfeeding yang dapat meningkatkan tekanan perut.
-Perhatikan pola konsumsi sehari-hari. Pola konsumsi orang tua ternyata cukup berpengaruh terhadap masalah pencernaan Si Kecil. Hindari makanan yang tinggi akan kafein seperti kopi, cokelat, dan teh. Selain kafein, hindari juga makanan tinggi asam, dan jauhkan bayi Anda dari zat nikotin serta polusi udara, seperti rokok.
-Pastikan buah hati Anda bersendawa sesuai kebutuhan. Bersendawa setelah makan akan membantu mengurangi tekanan lambungnya.
-Hindari baju yang terlalu ketat. Hindari pakaian atau popok yang terlalu ketat di sekitar pinggang bayi, karena akan membuat sistem pencernaannya terganggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar