Photobucket

Rabu, 07 Desember 2011

Bayi Sudah Belajar Mempercayai Orang Sejak Umur 1 Tahun

Dengan alasan apapun, orangtua sebaiknya selalu jujur jika tidak ingin dicap pembohong oleh anaknya. Sejak umur 1 tahun, anak bayi sudah belajar mempercayai orang dan mengingat-ingat siapa saja orang yang tidak layak untuk dipercaya.

Saat bicaranya saja belum lancar, bayi umur 13-16 bulan sudah bisa mengenali kejujuran seseorang lewat gaya bicara dan ekspresi wajah. Sekali orang itu berbohong, suara dan ekspresinya akan diingat dan untuk seterusnya bayi tersebut tidak akan percaya lagi kepadanya.

Temuan ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Infant and Development ini menegaskan berbagai penelitian sebelumnya, bahwa ingatan anak sudah terbentuk sejak usia yang sangat dini. Kali ini lebih spesifik, yakni ingatan tentang kejujuran.

"Seperti anak di usia yang lebih dewasa, bayi belajar untuk mengingat-ingat riwayat kejujuran seseorang dengan tingkat akurasi tertentu," ungkap Prof Diane Poulin-Dubois, seorang psikolog dari Concordia University seperti dikutip dari Dawn.com, Kamis (8/12/2011).

Dalam penelitian tersebut, Prof Poulin-Dubois melibatkan beberapa bayi berusia 13-16 bulan yang masing-masing didampingi oleh satu orang dewasa. Eksperimen dilakukan 2 kali, masing-masing melibatkan interaksi antara bayi dengan pendampingnya.

Pada eksperimen pertama, pendamping diminta melongok isi boks dan berpura-pura girang seolah ada mainan di dalam boks tersebut. Harapannya bayi akan penasaran dan ikut-ikutan melongok isi boks, lalu sebagian akan tertipu karena boksnya sengaja tidak diisi mainan.

Pada eksperimen kedua, pendamping yang sukses menipu bayinya sudah tidak dipercaya lagi. Di antara bayi yang tertipu di eksperimen pertama, hanya 34 persen yang masih terpancing oleh pendamping untuk menyalakan lampu mainan dengan jidat dan bukan dengan tangan.

Bayi yang tidak ditipu pada eksperimen pertama, dalam arti benar-benar menemukan ada mainan di dalam boks cenderung tetap percaya pada pendampingnya. Pada eksperimen kedua, sebanyak 61 persen bayi masih mau mengikuti pendamping untuk menyalakan lampu mainan dengan jidatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...